Senin, 13 Februari 2017

Aplikasi Sudut Pandang Artikulasi 4 - OCI ke-3 Gain/loss dr derivatif hedging arus kas

Prepaid Expenses (Biaya Dibayar di Muka)

Biaya Dibayar di Muka (BDM) merupakan salah satu predictor akrual yang diperlukan agar Laporan Keuangan yang dihasilkan bersifat relevan (mempengaruhi pengambilan keputusan). Trend akuntansi sendiri nampaknya lebih memilih relevan dibanding reliable (keandalan), contohnya IFRS yang menuntut segala sesuatu dilaporkan dengan Nilai Wajar. Akrual sendiri merupakan konsekuensi pemenuhan prinsip mempertemukan biaya dengan pendapatan, sehubungan dengan asumsi dasar yang dipergunakan yaitu going concern (perusahaan diasumsikan akan berlanjut terus) yang membutuhkan interval waktu untuk hitung-hitungan (tahunan misalnya).

BDM sepintas kilas nampak seperti akun tanpa dosa,
namun kadang jika kita melihat rinciannya kita bisa mendapatkan sesuatu yang mengejutkan. Kadang kita bisa mendapatkan akun Uang Muka yang substansinya tidak jelas yang nampaknya digunakan untuk 'memecah' nilai persediaan akhir. Hal ini disebabkan karena persediaan akhir yang rendah akan membuat Harga Pokok Penjualan (HPP/CoGS) menjadi tinggi, meng-understate laba bersih, dan ujung2nya menghemat (atau menggelapkan?) PPh terutang.

Kadang di dalam rincian BDM bisa pula nyelip item yang lebih njlimet, yaitu derivatif. Tentu saja yang nongol adalah nilai wajar (fair value) dari kontrak derivatif tsb. Derivatif sendiri bisa untuk spekulasi, namun umumnya sebagian besar digunakan untuk memitigasi resiko, atau memagari resiko (hedging). Aturan dasarnya adalah, jika derivatif digunakan sebagai pagar untuk memitigasi resiko, maka nilai dari pagar ini akan berpengaruh langsung terhadap nilai aset yang dipagari. Contohnya adalah perusahaan penerbangan yang menggunakan derivatif untuk meng-hedge kenaikan harga bahan bakar di masa mendatang.


Contoh berikut ini menggambarkan bahwa perlakuan akuntansi untuk lindung nilai terhadap potensi risiko dalam perubahan (variabilitas) arus kas (lindung nilai arus kas) yang ditimbulkan karena suatu transaksi yang diramalkan akan terjadi.

The Milling Co. sedang melakukan analisis ulang terhadap pembelian jagung untuk musim mendatang. Perusahaan mengantisipasi pembelian sebanyak 1000 ton jagung dalam waktu setelah 2 bulan. Saat ini, kontrak future jagung untuk 2 bulan dijual dengan harga $600 per ton dan akan diselesaikan dengan membeli persediaan jagung pada tingkat harga tersebut pada akhir bulan Mei.
Karena musim kekeringan sedang menghantui para petani, timbul ketakutan bahwa harga jagung akan meningkat. Oleh karena itu, perusahaan melakukan lindung nilai antisipasi pembelian terhadap kemungkinan kenaikan harga jagung dengan mengambil posisi long (membeli) kontrak future jagung untuk 2 bulan yang berharga $600 per ton sebanyak 1.000 ton. Transaksi ini mengharuskan The
Milling Co. untuk membayar margin awal sebesar S30.000 yang dimasukkan ke dalam rekening marginnya. Rekening margin ini disesuaikan sebanyak 2 kali per bulan.

Berikut ini adalah harga-harga pasar yang berlaku:
Tanggal                       Harga kontrak future (per ton)
1 April                        $600
15 April                      $590
30 April                      $585
15 Mei                        $605
31 Mei                        $620 (spot)
Harga jagung memang pada kenyataannya mengalami kenaikan akibat musim kering, dan Milling Co membeli 1.000 ton jagung yang telah diperkirakan sebelumnya dengan harga pasar (spot) sebesar $620 per ton pada tanggal 31 Mei.

Penjelasan :
Perhitungan margin variasi:
15 April                      (600 — 590) x 1.000 ton = $10.000 (terutang)
30 April                      (590 — 585) x 1.000 ton = $ 5.000 (terutang)
15 Mei                        (605 — 585) x 1.000 ton = $20.000 (piutang)
31 Mei                        (620 — 605) x 1.000 ton = $15.000 (piutang)

Ayat jurnal pencatatan adalah sebagai berikut:
1 April                                                    Dr ($)                      Cr ($)
Rekening margin awal (neraca)             30.000
          Kas                                                                                30.000
(Penyelesaian margin awal)

15 April
Cadangan lindung nilai (ekuitas)           10.000
           Utang/ kas (margin variasi)                                          10.000
(Mencatat kerugian kontrak future—lindung nilai arus kas)

30 April
Cadangan lindung nilai (ekuitas)             5.000
           Utang/ kas (margin variasi)                                            5.000
(Mencatat kerugian kontrak future—lindung nilai arus kas)

15 Mei
Piutang/ kas (margin variasi)                  20.000
            Cadangan lindung nilai (ekuitas)                                20.000
(Mencatat keuntungan kontrak future—lindung nilai arus kas)

31 Mei
Piutang/ kas (margin variasi)                  15.000
             Cadangan lindung nilai (ekuitas)                               15.000
(Mencatat keuntungan kontrak future—lindung nilai arus kas)

Sampai di sini saja rekening Margin yang 30,000 sudah bisa menghasilkan kas sebesar = -10,000 - 5,000 + 20,000 + 15,000 = 20,000. Penambahan 20,000 terhadap jumlah awal ditampung di rekening Cadangan Lindung Nilai di Ekuitas.

31 Mei
Kas                                                         50.000
              Rekening Margin                                                      50.000
(Menerima margin awal yang disetor sebelumnya)


31 Mei
Persediaan                                            620.000
              Kas                                                                          620.000
(Membeli persediaan sebesar harga spot-1.000 ton @ $620 per ton)
Kas 20,000 digunakan utk nombokin harga beli persediaan yang naik 20,000


31 Mei
Cadangan lindung nilai (ekuitas)           20.000
               Persediaan                                                                20.000
Keuntungan atau kerugian lindung nilai arus kas harus dikeluarkan dari ekuitas dan nilai aktiva dasar lindung nilai yang diakui harus disesuaikan.  

Dari contoh ini terlihat jelas bahwa nilai persediaan disesuaikan terhadap keuntungan dari instrumen lindung nilai, sehingga persediaan dicatat sebesar harga lindung nilai atau harga kontrak future. Jika kontrak future tidak kadaluarsa atau tidak diselesaikan pada tanggal 31 Mei, keuntungan atau kerugian yang dihitung atas kontrak future setelahnya akan dicatat di laporan laba rugi karena sudah tidak terdapat lagi hubungan lindung nilai arus kas.

Nah, jika anda pada suatu saat melihat adanya kenaikan signifikan pada pos BDM, kemudian ternyata penyebabnya adalah item Rekening Margin yang menghasilkan uang, maka bersiap-siaplah jika keuntungan atas hedging ini menjadi incaran aparat pajak. Aparat pajak pasti akan menanyakan akun penyeimbang dari rekening Margin ini, yaitu Cadangan Lindung Nilai. Kaburrr....

Tidak ada komentar:

BigPict2 - Penyempitan Makna dlm Tugas yg Diemban Seksi Waskon

Waskon potensi tugasnya ya menggali potensi. Per definisi Current & Existing Risk, aktivitas ini dilakukan secara menyeluruh terhadap s...